Definisi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Kata
kontekstual berasal dari
kata Context yang berarti “hubungan, konteks, suasana dan keadaan
konteks”. Sehingga pembelajaran
kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat
diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana
tertentu. Secara umum contextual mengandung arti : yang berkenenan,
relevan, ada hubungan atau kaitan langsung, mengikuti konteks, yang membawa
maksud, makna dan kepentingan.
Manfaat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kontekstual
(Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari – hari.
Contextual
Teaching and Learning yang
umumnya disebut dengan pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses
pembelajaran holistik yang bertujuan untuk membelajarkan peserta didik dalam
memahami bahan ajar secara bermakna (Meaningfull) yang dikaitkan dengan
konteks kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi, agama,
sosial, ekonomi maupun kultural. Sehingga peserta didik memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang dapat diaplikasikan dan ditransfer dari satu
konteks permasalahan yang satu ke permasalahan lainnya
Konsep Strategi Pembelajaran
Kontekstual
Konsep dasar strategi Contextual Teaching and Learning adalah suatu strategi pembelajaran
yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menentukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan
nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.
Dari konsep
tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami.
Pertama,
Pembelajaran Kontekstual atau CTL menekankan
kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar
diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam
konteks pembelajaran kontekstual atau CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya
menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi
pelajaran.
Kedua, Pembelajaran Kontekstual (CTL)
mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari
dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap
hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini
sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu
akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, Pembelajaran Kontekstual (CTL)
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan
hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi
bagaiman materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari
– hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk di otak dan
kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan
nyata
KONSEPTUAL
v DEFINISI PEMBELAJARAN KONSEPTUAL
Pemikiran Konseptual
(Conceptual Thinking) adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan
yang tidak nampak dengan jelas. Termasuk didalamnya menyimpulkan informasi yang
beragam dan tidak lengkap menjadi sesuatu yang jelas, mengidentifikasi kunci
atau dasar permasalahan di dalam situasi yang kompleks dan menciptakan
konsep-konsep baru.
v INDIKATOR PERILAKU
1. Menggunakan
aturan dasar
- Menggunakan aturan dasar, logika dan pengalaman masa lampau, pola (pattern) dalam mengidentifikasi masalah.
- Mengetahui jika suatu peristiwa sama dengan peristiwa yang pernah terjadi.
- Mampu mengenali kesamaan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
2. Melihat
pola berdasarkan pengalaman sebelumnya
- Dalam melihat informasi, memahami pola, kecenderungan (trend), atau bagian yang hilang.
- Memahami bahwa situasi sekarang berbeda atau sama dengan situasi masa lalu, dan mengidentifikasi kesamaan dan/atau perbedaan.
3. Menggunakan
konsep yang kompleks
- Menggunakan pengetahuan teori atau trend masa lalu dalam melihat situasi sekarang.
- Mengaplikasi dan memodifikasi konsep/metode kompleks untuk memecahkan permasalahan bisnis (misal statistical process control, gaya manajerial, iklim organisasi, metode proses perbaikan, data transaksi statistik).
4. Menjelaskan
masalah atau situasi yang kompleks
- Membuat situasi atau ide yang kompleks menjadi jelas, sederhana dan mudah dimengerti dengan menyusun suatu penjelasan yang berarti.
- Menyampaikan observasi atau pengetahuan yang ada dengan cara yang lebih sederhana.
- Memadukan ide-ide dan informasi dan membuat gambaran yang lebih besar menjadi lebih lengkap dan jelas.
5. Menciptakan
konsep baru
- Membuat konsep baru (yang tidak tampak jelas bagi orang lain dan yang tidak dipelajari dari pendidikan atau pengalaman sebelumnya) untuk menjelaskan situasi atau memcahkan masalah.
- Melihat sesuatu dengan cara yang sangat baru – “breakthrough thinking”.
Referensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar