Bagi orang yang sudah terbiasa membuat
ringkasan, mungkin kaidah yang berlaku dalam menyusun ringkasan telah tertanam
dalam benaknya. Meski demikian, tentulah perlu diberikan beberapa patokan
sebagai pegangan dalam membuat ringkasan terutama bagi mereka yang baru mulai atau
belum pernah membuat ringkasan. Berikut ini beberapa pegangan yang dipergunakan
untuk membuat ringkasan yang baik dan teratur.
- Membaca Naskah Asli
Bacalah naskah asli sekali atau dua
kali, kalau perlu berulang kali agar Anda mengetahui kesan umum tentang
karangan tersebut secara menyeluruh. Penulis ringkasan juga perlu mengetahui
maksud dan sudut pandangan penulis naskah asli. Untuk mencapainya, judul dan
daftar isi tulisan (kalau ada) dapat dijadikan pegangan karena perincian daftar
isi memunyai pertalian dengan judul dan alinea-alinea dalam tulisan menunjang
pokok-pokok yang tercantum dalam daftar isi.
- Mencatat Gagasan Utama
Jika Anda sudah menangkap maksud, kesan
umum, dan sudut pandangan pengarang asli, silakan memperdalam dan mengonkritkan
semua hal itu. Bacalah kembali karangan itu bagian demi bagian, alinea demi
alinea sambil mencatat semua gagasan yang penting dalam bagian atau alinea itu.
Pokok-pokok yang telah dicatat dipakai untuk menyusun sebuah ringkasan. Langkah
kedua ini juga menggunakan judul dan daftar isi sebagai pegangan. Yang menjadi
sasaran pencatatan adalah judul-judul bab, judul anak bab, dan alinea, kalau
perlu gagasan bawahan alinea yang betul-betul esensial untuk memperjelas
gagasan utama tadi juga dicatat.
- Mengadakan Reproduksi
Pakailah kesan umum dan hasil
pencatatan untuk membuat ringkasan. Urutan isi disesuaikan dengan naskah asli,
tapi kalimat-kalimat dalam ringkasan yang dibuat adalah kalimat-kalimat baru yang
sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya. Bila gagasan yang
telah dicatat ada yang masih kabur, silakan melihat kembali teks aslinya, tapi
jangan melihat teks asli lagi untuk hal lainnya agar Anda tidak tergoda untuk
menggunakan kalimat dari penulis asli. Karena kalimat penulis asli hanya boleh
digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah,
kesimpulan, atau perumusan yang padat.
- Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga,
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima
sebagai suatu tulisan yang baik.
- Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
- Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
- Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
- Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
- Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
- Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
- Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
1.
Panjang karangan asli (berupa kata)
adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250
x 35 X 9 kata = 78.750 kata.
- Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.
Sumber: