Senin, 21 Maret 2011

Perkembangan Pembangunan


Sumatera barat

Tuah Sakato, Cilako basilang


Irwan prayitno & Muslim Kasim



Sejarah Perekonomian Sumatera Barat

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.


Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Secara bertahap perekonomian Sumatera Barat mulai bergerak positif setelah mengalami tekanan akibat dampak gempa bumi tahun 2009 yang melanda kawasan tersebut. Dampak bencana ini terlihat pada triwulan IV-2009, dimana pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 0,90%. Namun demikian pertumbuhan ini relatif lebih baik dibandingkan perhitungan sebelumnya yang diperkirakan akan terjadi kontraksi 0,14%. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 ekonomi Sumatera Barat tumbuh sebesar 4,16%, lebih baik dibandingkan perkiraan semula sebesar 3,92%. Dan pada triwulan I-2010 perekonomian Sumatera Barat diperkirakan akan dapat tumbuh sebesar 3,56%.

Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Barat

Pendapatan asli provinsi sumatera Barat antara lain ialah :
·         Pertanian dan Perkabunan

Pada triwulan I-2010, sektor pertanian mengalami pertumbuhan relatif tinggi, didorong oleh menggeliatnya subsektor tanaman perkebunan. Pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan dapat mencapai 6,41%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,87%

·         Industri

Industri Sumatera Barat didominasi oleh industri skala kecil/rumah tangga. Jumlah unit industri sebanyak 47.819 unit, terdiri dari 47.585 unit industri kecil dan 234 unit industri besar menengah, dengan perbandingan 203 : 1. Pada tahun 2001 investasi industri besar menengah mencapai Rp 3.052 milyar, atau 95,60% dari total investasi, sedangkan industri kecil investasinya hanya Rp. 1.412 milyar atau 4,40% saja dari total investasi. Nilai produksi industri besar menengah tahun 2001 mencapai Rp. 1.623 milyar, yaitu 60 % dari total nilai produksi, dan nilai produksi industri kecil hanya mencapai Rp. 1.090 milyar, atau 40% dari total nilai produksi

·         Jasa

Kembali bergeraknya perekonomian Sumatera Barat pasca gempa serta semakin pulihnya perekonomian global terutama zona Sumatera bagian tengah juga merupakan faktor pendorong bergeraknya kembali sektor jasa (7,38%) walau tidak setinggi dibandingkan dengan pertumbuhan provinsi lain di sekitarnya.

·         Pertambangan

Sumatera Barat memiliki potensi bahan tambang golongan A, B dan C. Bahan tambang golongan A, yaitu batu bara terdapat di kota Sawahlunto. Sedangkan Bahan tambang golongan B yang terdiri dari air raksa, belerang, pasir besi, tembaga, timah hitam dan perak menyebar di wilayah kabupaten Sijunjung, Dharmasraya, Solok, Solok Selatan, Lima Puluh Kota, Pasaman, dan Tanah Datar. Bahan tambang golongan C menyebar di seluruh kabupaten dan kota, sebagian besar terdiri dari pasir, batu dan keriki.

·         Ekspor & Impor

Karena masih tingginya harga CPO dan karet di pasar internasional, kondisi ini akan semakin meningkatkan kinerja net-ekspor Sumatera Barat yang memiliki komoditas unggulan CPO dari kelapa sawit dan karet. Dan hal ini juga akan berimplikasi pada semakin menggeliatnya subsektor perkebunan, sehingga pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan II-2010 secara umum akan mengalami peningkatan.


Hambatan Pembangunan Daerah
 Hambatan pembangunan yang dialami oleh provinsi Sumatera Barat antara lain ialah :

·         Sumber Daya manusia

Rendahnya partisipasi masyarakat (faktor kemiskinan) dalam pembangunan karena pemerataan dan kualitas pendidikan serta status kesehatan masyarakat yang relatif`rendah. Prestasi pemuda dan olahraga, partisipasi perempuan belum berkembang. Belum berkembangnya apresiasi IPTEK dan budaya riset

·         Kehidupan beragama dan social budaya

Masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama dalam kehidupan; Melunturnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai adat Minangkabau. Lemahnya apresiaisi terhadap senibudaya Minangkabau.

·         Pemerintah dan aparatur

Masih rendahnya kualitas pelayanan publik; Masih rendahnya etos kerja aparatur; Penggunaan anggaran belum efisien dan efektif, Keamanan dan ketertiban umum belum kondusif; Rendahnya partisipasi dalam pembangunan; Budaya KKN masih berkembang

·         Ekonomi

Perubahan struktur ekonomi relatif lambat; Industri manufaktur dan pariwisata belum berkembang optimal; Arus investasi masih rendah; Tingkat pengangguran masih tinggi; Perusahaan swasta besar relatif belum banyak berkembang; Terbatasnya infrastruktur yang memperlambat pembangunan. Tingkat kemiskinan masih relative tinggi; Belum terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat sebagai mana diharapkan; Belum berkembangnya usaha mikro; Lapangan pekerjaan masih terbatas (wilayah agraris)

Permasalahan permasalahn lain yang menghambat pembangunan di Provinsi Sumatera barat ialah :

·         Iklim investasi tidak kondusif, daya saing rendah
·         Jumlah dan mutu infrastruktur tidak memadai
·         Kepastian penegakan hokum rendah,kinerja birokrasi lemah dan korupsi.

Produk Unggulan Provinsi Sumatera barat

Ada beberapa produk produk unggulan yang dihasilkan oleh Sumatera barat antara lain :

·         Pertanian, Perkebunan dan Perikanan

Hasil pertanian pada tahun 2005 meningkat sebesar 1,03 persen dari tahun sebelumnya. Lahan panen perkebunan pada tahun 2005 meningkat sebesar 12,53 persen dari tahun sebelumnya dengan hasil produksi mencapai 897 ribu ton yang meliputi kelapa sawit, kakao, karet, tebu, gambir dan jagung. Lahan perkebunan yang sudah digunakan mencapai 492 ribu ha dan sisa lahan yang tersedia seluas 30 ribu ha. Dengan memiliki luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mencapai 187 ribu km2 dan garis pantai sepanjang 2,42 km, sektor perikanan memiliki potensi yang besar antara lain ikan laut, ikan air tawar, mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laun, penyu dan lain-lain yang menghasilkan 99 ribu ton.

·         Kehutanan

Produksi kayu bulat untuk tahun 2004 mencapai 438 ribu m3, dengan hasil hutan di Provinsi Sumatera Barat tahun 1998 antara lain getah pinus 264 ribu kg, kayu manau 871 ribu batang, rotan 152 ribu kg, tabu-tabu 1,26 juta batang dan semambu 35 ribu batang.




PP  Pertambangan
Potensi pertambangan di Provinsi Sumatera Barat meliputi tiga jenis usaha, antara lain: bahan galian golongan A (strategis), bahan galian golongan B (vital) dan bahan galian golongan C (industri). Bahan galian golongan A antara lain batu bara dan bitumen padat (oil-shale) dan yang diusahakan secara skala besar hanya batubara.

No       Lokasi Cadangan                    Produksi
1          Kota Sawahlunto                    104,8 juta ton  787,4 juta ton
2          Kabupaten Sawahlunto           76 juta ton      
3          Kabupaten Pesisir Selatan       4 juta ton
Dari jumlah di atas, sebesar 296,56 ton batubara diekspor dengan hasil penjualan sebesar Rp299,56 miliar.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembangunan Provinsi Sumatera Barat



Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku

http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Padang

www.slideshare.net/.../hasil-evaluasi-kinerja-pembangunan-daerah-tahun-2008-provinsi-sumbar